Film Pendek Hanung "Romi & Yuli dari Cikeusik": Membela Ahmadiyah
JAKARTA (Penjahat Emperor's) – Setelah Film “?” membuahkan kontrovoresial, Hanung Bramantyo kembali menghasilkan karya “sampah”. Kali ini ia membuat film pendek berjudul “Romi dan Yuli dari Cikeusik”. Dalam film ini, Hanung menunjukkan sikap empatinya terhadap penganut Ahmadiyah yang telah difatwakan sesat oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI).Sepertinya Hanung telah menemukan jatidirinya sebagai sutradara pengusung pluralisme yang senang mengaduk-aduk emosi umat Islam melalui karyanya yang terkesan sarkasme dan tendensius.
Sebagai sutradara, Hanung berusaha memvisualisasikan puisi esai berjudul "Atas Nama Cinta" karya Denny JA dalam film berdurasi sekitar 43 menit dengan pemeran utama Zaskia Adya Mecca dan Ben Kasyafani. Melalui film pendek tersebut, Hanung ingin menguak fakta peristiwa penyerangan terhadap penganut Ahmadiyah di Cikeusik dari sudut pandang korban dan menyampaikan pesan bahwa perbedaan seharusnya tidak melahirkan kebencian.
Dikisahkan, dalam film pendek "Romi dan Yuli dari Cikeusik", Juleha, yang biasa dipanggil Yuli, berasal dari keluarga muslim garis keras. Sementara Rokhmat, yang biasa disapa Romi, adalah seorang penganut Ahmadiyah. Keduanya saling mencintai dan berencana menikah. Tapi rencana mereka berubah setelah 6 Februari 2011, saat massa menyerang jemaat Ahmadiyah di kampung Romi, Cikeusik, dan membuat empat nyawa melayang.
Di akhir film itu, Yuli dan Romi bisa menerima perbedaan itu, namun kedua orang tua mereka tetap bersikeras, bahwa Ahmadiyah adalah ajaran sesat yang menyimpang dari Islam yang benar. Cinta mereka pun dipaksa kandas. Dalam doanya di atas sajadah, Yuli terisak, melantunkan doa pedih.
Sepanjang film itu aktor Agus Kuncoro membacakan puisi Denny JA, menceritakan sebagian perjalanan gerakan Ahmadiyah di Indonesia.Melalui puisi itu, antara lain diceritakan bagaimana Ahmadiyah dinyatakan sesat pada 2005 dan sejak itu massa beberapa kali menyerang penganutnya. Istri Presiden Indonesia ke-4 Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Sinta Nuriah yang hadir dalam acara tersebut, mengatakan kejadian semacam itu menunjukkan kegagalan membangun toleransi.
"Pekan #BedaIsMe"
Belum lama ini, Gerakan #BedaIsMe menggelar "Pekan #BedaIsMe" sebagai bentuk kepedulian terhadapa korban kekerasan atas nama agama. Gerakan #BedaIsMe lahir pada ulang tahun Pancasila 1 Juni "sebagai gerakan untuk mengikat solidaritas sesama anak bangsa untuk hidup dan merayakan keberagaman di Indonesia serta mendukung pemerintah menegakkan konstitusi dan kepastian hukum."
Ide awal gerakan tersebut menurut Firdaus selaku koordinator, merupakan respon pada berbagai tindak kekerasan kelompok minoritas agama yang diserang oleh kelompok tertentu. Seperti penyegelan GKI Yasmin Bogor, HKBP Filadelfia Bekasi, 17 Gereja di Singkil Aceh, serangan pada warga Syiah Sampang, serangan kepada Ahmadiah, serangan terhadap Irshad Manji dan pelarangan konser Lady Gaga.
Pada Ahad (10/1) sore, Ratusan orang yang tergabung dalam gerakan #BedaIsMe juga menggelar aksi damai yang mereka sebut "Apel Akbar Aku Cinta Indonesia" di depan Istana Merdeka. Peserta aksi antara lain mengaku dari Hurin'In asal Tanah Abang, perwakilan dari masyarakat Singkil Aceh, Forum Mahasiswa Ciputat, dan perwakilan mahasiswa dari STT Setia.
Pekan #BedaIsme telah dibuka dengan pameran foto koran kekerasan atas nama agama di Cafe Tjikini pada 1 Juni lalu dan dilanjutkan pada 10 Juni dengan rangkaian acara Apel Akbar, "Aku Cinta Indonesia" di Monas. Selama kurun waktu itu digelar aksi solidaritas pada Little Monster yang gagal menyaksikan konser Lady gaga, pemutaran film "Romi dan Yuli dari Cikeusik", dan apel akbar "Aku Cinta Indonesia" dan konser "Diversity Concert: Tribute to the Victims of Religious Violence" dari pukul 18.30 WIB. Konser itu menampilkan Local Ambient, Marjinal, Jogja Hip-Hop Foundation, Melanie Subono, dan Superman Is Dead.
Sinta Nuriyah yang hadir malam itu membacakan muklamat bertajuk "Aku Cinta Indonesia Hentikan Kekerasan Atas Nama Agama". Muklamat berisi desakan kepada pemerintah untuk menghentikan tindakan kekerasan dan pelanggaran hak asasi manusia serta menindak tegas para pelakunya.DesastianVoa-Islam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar