Harel telah menjadi mak comblang bagi 13 pasangan gay dan lesbian.
Elin Yunita Kristanti
Melalui seorang temannya, Harel menemukan seorang lesbian ortodoks yang juga menginginkan sebuah keluarga tradisional. Setelah setahun dijodohkan, pasangan itu lantas menikah. Kini, mereka memiliki dua anak. Tak seorang pun dalam lingkungan mereka yang mengira mereka pasangan homoseksual.
Proyek perjodohan itu berkaitan dengan makin menguatnya keinginan kaum gay dan lesbian ortodoks supaya mereka diterima di masyarakat. Sebelum 2007, tak ada satupun organisasi gay ortodoks di Israel. Kini ada lima, salah satunya berbasis di Jerusalem.
Dalam banyak hal, Israel adalah "tanah nol" untuk hak-hak gay orang Yahudi ortodoks. Para pembela hak kaum gay mengatakan jika rabi di Tanah Suci menerima keberadaan gay, maka toleransi terhadap kaum ini akan bergema ke luar komunitas ortodoks di seluruh dunia.
Sejak keberhasilan pertamanya itu, Harel telah menjadi mak comblang bagi 13 pasangan gay dan lesbian. Hal itu berlangsung secara diam-diam, tak diketahui siapapun, sampai musim semi tahun ini, saat beberapa orang mengetahui perjodohan tersebut. Harel juga sempat menyebutnya dalam sebuah diskusi panel di Jerusalem yang membahas hak-hak kaum homoseksual--yang diliput media lokal dan langsung jadi berita menggemparkan.
Sejumlah pemimpin kaum gay mengritik pernikahan itu dan menyebutnya sebagai tindakan curang dan represif. Sebaliknya, sejumlah rabi terkemuka mendukung Harel, memuji kerjanya sebagai mitzvah atau perbuatan mulia.
Beredarnya berita itu juga mempengaruhi keseharian Harel. Banyak kaum gay ortodoks meneleponnya menanyakan "apakah hal itu tepat untuk saya."
Harel, kini 37 tahun, mengatakan pertanyaan-pertanyaan yang bertubi ditujukan kepadanya membuat dia makin termotivasi untuk melangkah lebih jauh. Caranya, dia menggunakan Internet. September tahun ini dia berencana membuat perjodohan online untuk kaum gay ortodoks.
"Ini solusi terbaik yang bisa kami tawarkan pada orang-orang yang ingin mematuhi hukum Yahudi, halacha," kata Harel seperti dimuat laman Majalah Time, 16 Agustus 2011. "Meski ini mungkin bukan solusi sempurna."
Perjodohan online itu akan dioperasikan akhir tahun ini. Saat ini, ia sedang melatih lima mak combang bawahannya. Dan uniknya, mereka semua heteroseksual. (umi)
• VIVAnews
Tidak ada komentar:
Posting Komentar