Jumat, 10 Februari 2012

KRISTEN BELANDA BERDUYUN-DUYUN ISLAM, MISIONARIS INCAR IMIGRAN MUSLIM

BELANDA (voa-islam.com) – Banyaknya warga Belanda yang hijrah masuk Islam dan derasnya arus sekularisasi, menurunkan jumlah penganut Kristen Belanda secara drastis. Untuk meningkatkan jumlah jemaat gereja, para misionaris menggencarkan gerakan kristenisasi kepada imigran Muslim. Jurus kristenisasi berkedok Islam dan makan gratis pun jadi andalan misionaris.

Saat ini makin banyak saja kalangan misionaris yang aktif bekerja di kompleks pemukiman, mengajak warga pendatang untuk memeluk agama Kristen. Demikian laporan Dagblad de Pers, salah satu koran gratis yang beredar di Belanda.
Dagblad de Pers mengangkat kegiatan pendeta muda, Serge de Boer, usia 31 tahun, dari gereja Oase voor Nieuwe West, di wilayah Slotermeer, Amsterdam.
Setiap dua pekan, beberapa orang anggota pengurus gereja Oase voor Nieuw-West aktif beroperasi di lokasi pusat perbelanjaan di Slotermeer, antara pukul empat hingga enam sore, saat warga masyarakat setempat berbelanja untuk kebutuhan makan malam.
Selain orang Belanda, di wilayah ini banyak tinggal warga pendatang yang berasal dari Suriname, Antila Belanda, Maroko, Turki, Irak dan Afghanistan.

Kristenisasi Berkedok Makan Gratis
“Kami mengundang mereka untuk hadir dalam acara makan bersama. Betul, kami mendekati semua orang dari berbagai latar belakang budaya. Kami mengabdi bagi semua warga masyarakat di sini. Termasuk warga Muslim,” kata pendeta Serge de Boer.
Pada acara makan bersama biasanya hadir sekitar 30 atau 40 orang. Pihak gereja menyediakan makanan vegetaris atau hidangan halal. Kegiatan ini didukung oleh induk gereja Protestan di Slotermeer, gereja De Bron.

Penganut Kristen Habis Digerus Sekularisasi
Semua gereja ini menghadapi masalah klasik: jumlah jemaat semakin berkurang. Penyebabnya juga sudah diketahui: penduduk asli setempat banyak yang pindah, usia yang tinggal semakin tua, dan proses sekularisasi.
Saat ini, 25 persen populasi penduduk Slotermeer terdiri dari pendatang asal Maroko, 17 persen asal Turki dan delapan persen asal Suriname. Dan separoh dari penduduk Slotermeer adalah Muslim. Menurut pendeta Serge de Boer, jika gereja tetap ingin punya pengaruh di wilayah ini, para pendatang baru tersebut harus didekati.

Kristenisasi Berkedok Islam
Di Belanda, sudah ada banyak gereja yang melakukan hal ini. Jumlahnya sudah puluhan. Di kalangan gereja Protestan saja (gereformeerd) tercatat 18 orang pekerja misionaris, yang aktif beroperasi di berbagai kompleks pemukiman.
Saat ini terdapat 25 “interculturele geloofgemeenschappen” atau masyarakat keagamaan antar budaya. Suatu bagian dari jaringan “International Church Plans.”
Juga ada yayasan “Evangelie & Moslims” untuk mengkristenkan umat Islam. Yayasan ini menyediakan berbagai paket perlengkapan dan pelatihan untuk melaksanakan kegiatan seperti itu. Misalnya, bagaimana cara memberi salam jika bertemu dengan kalangan Muslim.

Dalam berbagai kegiatan tersebut, gereja Oase voor Nieuw-West tidak pernah menggunakan istilah “kebaktian”. Cukup dengan nama pertemuan. Lagu-lagu gereja juga diusahakan dinyanyikan dengan menggunakan bahasa kalangan pendatang.
Tampaknya, upaya ini membuahkan hasil. Harian Dagblad de Pers berhasil menemui seorang pemuda, yang berasal dari kalangan Islam, dan kini murtad menjadi Kristen. “Ini urusan saya pribadi dengan Tuhan,” ujar pemuda yang minta dirahasiakan nama dan asal negaranya itu.
Warga Asli Belanda Masuk Islam Ribuan Imigran Iran Murtad Jadi Kristen
Dagblad de Pers memperkirakan, kelompok pendatang yang paling banyak pindah agama adalah imigran asal Iran. Dari sekitar 33.000 warga asal Iran yang tinggal di Belanda, beberapa ribu di antaranya beralih menjadi pemeluk agama Kristen.

Menurut pendeta Serge de Boer, banyak imigran Iran masuk Kristen dengan motif tak tulus, di antaranya sebagai ungkapan protes terhadap kesewenang-wenangan penguasa di Iran sekarang ini.
Motif lainnya, imigran Iran masuk Kristen supaya lebih mudah mendapat izin tinggal.
Pendeta Serge de Boer mengakui bahwa hal ini memang masalah sangat peka. Harian Dagblad de Pers menutup laporan ini dengan kalimat: bagaimana pun saat ini lebih banyak warga asli Belanda yang menyatakan diri menjadi Muslim ketimbang sebaliknya. [taz/rnw]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar