Jumat, 10 Juni 2011

RATKO MLADIC "TUHAN SERBIA" PENJAGAL MUSLIM (2)



 

Hidayatullah.com--Berbeda dengan Radovan Karadzic presiden pertama Republika Srpska (negara yang didirikan etnis Serbia dengan wilayah mencakup sebagian Bosnia-Herzegovina) yang menyamarkan dirinya sedemikian rupa hingga terlihat sangat berbeda, Mladic tidak menggunakan penyamaran apapun saat ditangkap.
Bahkan berdasarkan foto-foto yang beredar di media, dia tampak bersosialisasi secara bebas dengan orang-orang di sekitarnya, termasuk menghadiri pesta dan berdansa. Ratko Mladic masih dilindungi banyak orang. Milorad Komadic. Itulah nama yang dipakai Ratko Mladic saat berada dalam pelarian, sebelum akhirnya ditangkap pemerintah Serbia akhir Mei lalu.

Awal April 2011, istrinya Bosiljka dihadapkan ke pengadilan dengan tuduhan memiliki senjata ilegal. Ia berdalih bahwa senjata-senjata itu adalah milik suaminya, yang diyakininya telah meninggal dunia. Di pengadilan Nyonya Mladic mengatakan suaminya meninggalkan rumah sejak tahun 2001, saat sekutunya mantan Presiden Serbia Slobodan Milosevic ditangkap dan diekstradisi ke Den Haag untuk diadili.

Sebelumnya pada Juni 2010, keluarga Mladic berusaha mendapatkan pernyataan dari pengadilan bahwa Ratko Mladic sudah meninggal dunia.

Tahun 2008, setelah sejawatnya penganut Kristen Orthodoks Radovan Karadzic ditangkap, Mahkamah Kejahatan Internasional mengisyaratkan bahwa Ratko Mladic adalah target penangkapan selanjutnya. Namun selama beberapa tahun tidak jua ada tanda-tanda Mladic akan segera dibekuk, sebuah foto yang diyakini dibuat setelah tahun 2008 (sesudah Karadzic ditangkap) menjadi bukti bahwa Mladic bebas bertamasya bersama istrinya.

Balas dendam pada kaum Muslim?

Ratko Mladic yang dilahirkan pada 12 Maret 1942 di Bozinovci, selatan Sarajevo termasuk wilayah Bosnia-Herzegovina, sangat dendam kepada umat Muslim. Paul Martin, wartawan BBC yang pernah mewawancarainya dan diajak berkeliling oleh Mladic, bisa menyimpulkan bahwa perang Serbia terhadap Muslim Bosnia yang dilakoninya merupakan sebuah perang balas dendam.

Maka dibawah komando Ratko Mladic, hanya dalam beberapa hari di mulai tanggal 11 Juli 1995, pasukan Serbia membantai tidak kurang dari 8.000 pria dan anak-anak laki Muslim Bosniak di kota Srebrenica, kota yang kala itu di bawah perlindungan Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Selama perang 1992-1995, tidak kurang dari 20.000 perempuan Muslim termasuk yang masih anak-anak, diperkosa secara massal dan sistematis. Sebagian diperkosa di kamp-kamp konsentrasi. Sebagian lain sengaja dinodai di depan suami, anak-anak dan keluarga mereka sebagai bentuk teror dan intimidasi.

Pembantaian massal Muslim Bosnia oleh orang-orang Serbia selama dua tahun setengah mencapai lebih dari 110.000 orang. Itu yang berhasil dihitung. Lebih dari 1,8 juta orang Bosniak kehilangan harta dan tempat tinggalnya

Jangan ditanya berapa besar kerugian material Muslim Bosnia. Jangan tanya pula tentang betapa pedihnya penderitaan batin mereka akibat penyiksaan, pemerkosaan, pembunuhan dan penistaan atas harga diri dan agama mereka.

Radovan Karadzic menunjuk Mladic sebagai pemimpin tertinggi pasukan Serbia melawan Muslim Bosnia sejak awal perang dimulai.

Saat ditanya Paul Martin siapa yang memberi komando dan siapa yang menerima komando antara Karadzic dan dirinya, Mladic dengan sombong berkata, "Saya yang melapor padanya, tapi saya yang mengomandoi semua pertempuran dalam perang ini."

Kepongahan pria berdarah dingin tersebut, yang diakui harus darah oleh orang-orang terdekatnya, tidak hanya sampai di situ.

Suatu saat waktu helikopternya akan mendarat, ia memberi perintah kepada petugas pemantau lalulintas bandara untuk membersihkan landasannya. Dia berteriak, "Ini yang berbicara Ratko Mladic, tuhan (orang) Serbia."

Penduduk kota Sarajevo, ibukota Bosnia Herzegovina, yang mengalami pengepungan dan serbuan pasukan Serbia pasti tidak akan pernah melupakan teriakan Ratko Mladic. Si Penjagal Muslim Bosnia yang memberi komando tentara Palangis Serbia itu dengan lantang memberi perintah: "Bumi hanguskan dan hancurkan!"

Slobodan Milosevic sudah mati di penjara saat menunggu sidang pengadilan tahun 2006, Radovan Karadzic sudah ditangkap dan sedang diadili, Ratko Mladic akan dihadapkan kembali di pengadilan Juli mendatang, namun bukan berarti tragedi dan sejarah pembantaian Muslim oleh musuh-musuh Islam di Bosnia bisa dinyatakan berakhir. Korban nyawa pembantaian Muslim Bosnia oleh orang-orang Serbia adalah tragedi kemanusiaan yang terbesar hingga saat ini sejak Perang Dunia II. Orang-orang Bosniak, dibantai hanya karena satu alasan, sebab mereka menyakini satu kalimat laa ilaaha illallah.*
Bagian ke-1

Red: Cholis Akbar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar