Serangan AS Tewaskan Puluhan Orang, Gedung Putih Bungkam
PAKISTAN – Sedikitnya 19 orang dinyatakan tewas akibat serangan misil untuk kedua kalinya yang diluncurkan AS di Pakistan.
Pada
serangannya yang pertama, tiga misil diluncurkan dan tepat mengenai
sebuah rumah di wilayah Waziristan dekat Afghanistan, agen intelegensi
dan saksi mata mengatakan.
"Menurut informasi yang kami terima, lima orang militan tewas dalam kejadian itu", kata seorang agen.
Sedang seorang saksi mata bernama Ismail Wazir menuturkan, "Sembilan mayat telah dievakuasi dari tempat ledakan".
Rumah tersebut berada di desa Zharki, dekat Mir Ali, terkena ledakan tepat pukul lima sore waktu setempat.
Sedang
serangan kedua hanya selang beberapa jam setelah serangan pertama,
terjadi di wilayah Wana di Selatan Waziristan. Sepuluh orang dilaporkan
tewas.
Seorang
koresponden Aljazeera di Pakistan melaporkan, "Dua serangan itu adalah
pertama kalinya sejak Barack Hussein Obama dilantik menjadi Presiden AS
yang baru dan mengatakan akan mengirimkan duta istimewanya ke
Afghanistan dan Pakistan di malam pertemuannya dengan Presiden Pakistan.
Presiden
Pakistan membahas masalah serangan AS yang semakin gencar terjadi, yang
membunuh penduduk sipil sebanyak pasukan bersenjata dan mengakibatkan
kemarahan di wilayah tersebut.
Dikecewakan
kegagalan pemerintahan Pakistan dalam menangani pergerakan kelompok
Al-Qaeda dan para pejuang Taliban di Afghanistan, AS memutuskan untuk
mengambil tindakan selanjutnya tahun lalu.
Terhitung
sekitar 30 serangan udara terjadi pada 2008, menurut laporan Reuters,
dengan lebih dari setengahnya terjadi pada awal September.
Serangkaian serangan tersebut menewaskan sedikitnya 220 orang, menurut laporan agen intelegensi Pakistan.
Tentu
saja pemerintahan Pakistan berang dengan serangan tersebut, mengatakan
mereka diserang di wilayah kekuasaan mereka sendiri, dan akan
menghentikan usaha mereka untuk mengurangi kegiatan para pejuang
kemerdekaan.
Serangan
terbaru terjadi tepat sehari setelah Obama menetapkan Richard Holbrooke
sebagai duta istimewa untuk Afghanistan dan Pakistan.
Pakistan
berharap pemerintahan baru AS akan meninjau ulang kebijakannya meski
Obama dalam kampanyenya telah mengatakan akan menindaklanjuti masalah
tersebut secepatnya.
Asif
Ali Zardari, Presiden Pakistan, dan Jendral Ashfaq Kayani, kepala
militer Pakistan, bertemu dengan David Petraeus, kepala Pusat Komando
AS, di Islamabad Kamis lalu guna membicarakan cara AS dalam mengatasi
masalah kelompok kemerdekaan.
AS
dan Afghanistan menyebut Pakistan tidak bersungguh-sungguh dalam
menghadapi para pejuang di wilayah mereka, yang telah melakukan serangan
terhadap AS dan PBB.
Pemerintah Pakistan mengelak tuduhan tersebut.
Sementara itu Gedung Putih menolak untuk memberi komentar seputar dua serangan rudal AS di Pakistan.
"Sebagaimana
yang anda tahu, saya tidak akan memberikan komentar apapun mengenai
tragedi itu", kata jubir Gedung Putih Robert Gibbs dalam jumpa persnya
dengan para wartawan seputar kejadian tersebut. (alj/PTV.SM) (GLOBALMUSLIM)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar